Bubur merah putih tradisi leluhur. Jadi bubur merah putih ini sebagai simbol kehidupan manusia dimana manusia terbentuk karena pertemuan antara sperma dan sel telur. Dalam tradisi Jawa, ada bubur merah putih (jenang abang putih) yang menyimbolkan awal mula kehidupan. Bubur merah putih digunakan dalam selamatan sebagai sarana penghormatan dan permohonan kepada para leluhur agar memberi berkah dan perlindungan pada anak cucu.
Pertanyaannya sejak kapan bubur mira putih ini ada ? Bubur merah putih mengandung makna dan filosofi sendiri. Di kalangan masyarakat Jawa, seperti yang dikutip dari laman merdeka.com, bubur merah putih dibuat sebagai simbol untuk menolak bala atau menghindarkan manusia dari kesialan atau keburukan. Cara membuatnya pun cukup mudah, kamu dapat memasak Bubur merah putih tradisi leluhur hanya dengan menggunakan 4 bahan dan 2 langkah saja. Berikut ini bahan dan cara untuk membuatnya, bikin Bubur merah putih tradisi leluhur yuk!
Bahan-bahan Bubur merah putih tradisi leluhur
- Diperlukan of muk beras atau2 piring nasi putih.
- Diperlukan of gula merah dan 1/2 sendok makan garam.
- Gunakan of santan kental, bisa pakai kara.
- Dibutuhkan of air.
Bubur suro ini juga melambangkan penghormatan kepada para leluhur. Tak hanya buburnya, lauknya pun juga memiliki makna. Filosofi bubur merah putih ini melambangkan keberanian dan kesucian. Bubur ini sering dibuat untuk acara-acara tradisi tertentu terutama yang berkaitan dengan kelahiran.
Cara membuat Bubur merah putih tradisi leluhur
- Beras yg sdh dicuci bersih masak dg air sampai lembut atau bisa langsung memakai nasi yg sdh matang beri air masak hingga mjd bubur, tambahkan sedikit garam dan santan kental (sy memakai kara) terus aduk sampai bubur lembut tambahkan garam.
- Setelah mengental sisihkan separo adonan bubur, kemudian sisanya irisi gula merah secukupnya dan kembali aduk hingga tercampur, bubur merah putih perpaduan gurih dan manispun siap dinikmati.
Acara Bubur Merah Bubur Putih di Daerah Jawa Barat. Terdapat pemaknaan simbolik terhadap keberadaan kedua jenis bubur ini, terutama ketika dihubungkan dengan moment-moment penyajiannya. Syariat Islam menilai tradisi-tradisi semacam itu sebagai tradisi yang mesti dihilangkan. Marilah bersama kita menyimak sedikit penjelasan di bawah ini. Darah ayam adalah persembahan untuk roh leluhur penjaga hutan, dengan harapan hutan tetap memberi kesuburan.